Tuesday, June 12, 2007

Mengapa memilih Kawasaki


Sebelum mendapatkan motor kawasaki jenis Moge Eliminator, aku sudah ngincer Phatom Moge keluaran Honda yang 200cc, mesin duplikat Tiger2000. Honda Phantom built up Thailand dengan rem disk depan dan belakang, velg racing tapi bentuknya tidak jauh beda alias hampir sama.

Suatu ketika aku jalan-jalan di kompel Taman Wisma Asri (TWA) dan ketemu Eliminator Kawasaki punya orang TWA yang mau dijual. Dan setelah lihat kanan kiri, dan tawar sana tawar sini, cek sana sini, akhirnya aku heran juga kok ada Moge jenis ini ya (kataku dalam hati). Akhirnya jadi juga aku beli moge yang satu ini dengan harga rada miring dan murah, dari penawaran pertama 18juta (harga baru Rp28juta), kebetulan tahun keluaran 2002 km menunjukkan angka 12.000-an. Untuk ukuran km (kalo gak diapusi) sebenarnya moge ini jarang dipakai untuk harian, mungkin hanya dipakai sekali-kali aja pas hari libur kali.

Sebenarnya phantom lebih pas dengan 200cc, karena dengan bodi moge mesin tidak kebanting. Kalo Eliminator ini dengan mesin 175cc, emang rada kebanting bila dibandingkan dengan bodi Moge. Waktu itu aku juga ditawarin Phantom tahun 2003 seharga Rp20juta (harga baru Rp32juta, dan setelah tawar-2 aku maunya Rp17juta, penjual maunya Rp18juta, dan karena tidak deal ya akhirnya gak jadi.

Pada waktu aku memutuskan mau beli Moge, dengan target dana Rp15juta, sebenarnya duit tidak mendukung, sehingga akhirnya aku memilih eliminator.

Dari segi service, sebenarnya lebih banyak honda dibanding kawasaki, dan mulai tahun 2005 impor eliminator sudah ditutup, jadi armadanyapun terbilang sedikit dibanding phatom (bisa separonya).

Mengapa harus memilih Kawasaki Eliminator?
Hanya karena masalah duit yang kurang cukup dan kebetulan motor honda kharismaku dicariin pembeli dan laku Rp7juta. Jadi aku tinggal nambah dikit, bereskan.
Selain lebih hemat dan murah juga ada unsur kemudahan disitu.

Monday, June 11, 2007

Eliminator, Jenis Motor Apakah Itu?


Sudah sejak lama aku kepingin banget naikin Moge apapun versinya, bisa harley, ducati, bmw ato yang lainnya, pokoknya model moge.

Knapa demikian?
Yaa, biar lain daripada yang lain aja. Paling tidak jarang ada yang nyamain di jalan raya, sehingga banyak orang terheran-heran, dan juga masalah prestise.

Sebelum memakai Eliminator jenis Moge ini aku sudah pakai honda CG110 keluaran tahun 1980 selama 2 tahun dari tahun 2000, pakai Suzuki Tornado bebek selama 1,5 tahun, Tiger2000 selama 1,5 tahun, Kharisma 2 tahun, sedangkan Honda Supra-x th 2003 sampai sekarang (dipakai isteri)

Thursday, June 7, 2007

Pakai Motor Sebelum Moge

Aku sudah pernah beberapa kali memakai motor dari jenis motor laki yang pakai kopling dan jenis bebek. Waktu aku belajar mengendarai motor pertama kali kira-2 tahun 1984, aku menggunakan motor yamaha LS yang masih pakai kopling (punya saudara sepupu). Wah takut juga di jalan kampung aku belajar tidak pakai instruktur, langsung tancap cing. Jadinya pas di jalanan ada orang jalan mau kena sosor motor, deg-degan juga rasanya. Masak baru pertama kali belajar naik motor mau nyosor pejalan kaki, untung aja selamat. Juga beberapa kali pinjam tetangga pas kalo mau jalan jauh ke lain kampung dengan motor laki juga Suzuki A 100, kadang-2 pakai bebek superdeluxe.

Selepas itu sekitar tahun 1990-an sampai menikah tahun 1992, waktu aku kunjungi pacar yang sekarang jadi isteri aku, sering jalan bareng pakai motor calon bini aku, biasanya bebek superdeluxe atau supercup. Karena tidak sering pakai motor, ya takut-2 juga kalo mau nyalip dan gak punya SIM lagi, pokoknya monek (modal nekat).

Setelah menikah tahun 1992 dan sekarang dikaruniai tiga orang anak laki-2, baru sekitar tahun 2000-an baru beli motor bebek Suzuki Tornado keluaran tahun 1997. Sebelumnya adik ipar saya (ragil) yang ikut serumah waktu itu sudah beli motor bebek honda prima tahun 1993, yang juga sering aku pinjam kalo ada perlu. Setelah itu baru motor yang dipegang adik ipar (kakaknya ragil) motor laki honda CG110 tahun 1980 diwariskan pemakaiannya untuk saya, sementara dia dapat jatah dari kantor, sehingga daripada motor dibaliking ke Pati mendingan aku yang pakai aja.

Aku sempat 2 tahun memakai CG110 yang udah aku modifikasi kayak moge (stangnya doang) ama tutup (tebeng) angin kayak CHIP, sehingga membuat pengendara lain jadi penasaran, motor apa sih itu kok aneh dan lain banget? Aku sih cengar-cengir aja sambil pura-pura gak liat biar dia puas liatnya.

Sekitar awal tahun 2003 motor suzuki tornado aku jual laku 6 juta dan berganti dengna supra-x 100 cc pertengahan tahun 2002 aku beli 10jt, yah tekor dah. Tapi gak apa yang penting untuk miliki motor 4 tak honda kesampean lebih muda tahunnya lagi, jadi puas deh.

Tidak begitu lama setelah aku lepaskan CG ke ragil (biar diurus, kan gantian), aku kepingin motor Tiger dan setelah mencari beberapa saat dapat juga Tiger (200cc) tahun 1997 waktu itu aku beli 9.5jt, dan aku sempat pakai kurang lebih 2 tahun. Tapi memang Tiger bagus larinya, tidak melayang tapi getarnya rada tinggi, dan panas mesinnya begitu terasa. Karena waktu itu aku sering DL ke luar kota, jadinya Tiger gak ada yang ngurus, padahal harus dipanasi, jadinya ngrepotin isteri.

Akhirnya aku jual juga Tigerku seharga 9,5juta tapi udah pernah ganti rante dan ban sehinnga akhirnya awal tahun 2005 ganti dengan honda kharisma D (125cc) keluaran tahun 2003, aku beli 9,150,000 dan bagus juga tuh, larinya kenceng juga tapi pada kecepatan di atas 100 rada melayang, tapi untuk tarikan awal bagus buanget. Aku sempat pakai sampai awal tahun 2007 aku jual seharga 7juta.

Aku kepingin punya kendaraan yang sante tapi eksklusif, tadinya jatuh pada pilihan Honda Phantom 200cc, tapi emang jodoh pada Moge Kawasaki ELiminator 175cc, ya apa boleh buat. Akhirnya aku dapatkan tahun 2003 dengan harga murah. Jadi tinggal nambah dikit untuk mendapatkannya karena udah dapat duit hasil jualan kharisma 7 juta.

Begitulah sedikit cerima tentang penggunaan motor selama ini.